DhikaBest

Masalah umur memang di tangan Tuhan, namun para ilmuwan seluruh dunia tetap saja penasaran, mengapa ada orang-orang zaman sekarang bisa berusia hingga lebih dari seabad. Berdasarkan hasil penelitian teranyar sikap suka menolong sesama rupanya jadi salah satu faktor ilmiah teranyar menjelaskan mengapa orang bisa berumur panjang. Hasil penelitian itu dilansir Jurnal Applied Psychology, salah satu poin utamanya menyatakan orang bisa berumur panjang karena mementingkan orang lain dibanding dirinya. Ketika kita membantu sesama, otak menghasilkan endorphin yang menjaga kinerja tubuh tetap optimal, seperti dilansir BBC, Selasa (3/7). Sifat suka menolong itupun berujung pada kondisi badan selalu prima, sebab seseorang tidak stres, bersikap dan berpikir optimis, dan akhirnya sistem kekebalan tubuh terjaga. Hal ini dibenarkan oleh Nora Hardwick, 102 tahun, warga Kota Lincolnshire, Inggris yang sepanjang hidupnya menjadi relawan komunitas dan donatur anak-anak tidak mampu. "Saya masih bergairah buat membantu orang lain, usia tidak pernah menghalangi saya," ujar dia. Pendapat berbeda diutarakan nenek Alice Herz-Sommer, kini berusia 108. Dia menilai seseorang harus kerap tertawa bila ingin panjang umur. "Adik saya meninggal di usia tidak sampai 70. Seingat saya, dia kerap murung dan jarang tertawa. Saya berbeda, karena saya optimis," kata Alice. Pakar penuaan di Universitas King College, London, Profesor Tim Spector menyatakan sikap suka menolong maupun berpikir positif memang dalam beberapa hal bisa membantu menghambat penuaan. "Namun, penelitian dari dulu sampai sekarang kerap berbeda-beda memberi kesimpulan. Hemat saya, mereka yang bisa mencapai usia 100 lebih adalah manusia luar biasa dan unik," kata dia. Sebelumnya, banyak teori dikemukakan sebagai rahasia panjang umur. Selain membantu sesama, pernah ada penelitian mengatakan konsumsi lima jenis sayur dan buah tiap hari mempengaruhi lama usia seseorang. Ada juga penelitian di Amerika menyatakan diet rendah kalori yang teratur bisa menambah 25 tahun rerata harapan hidup. Sumber : jurnaldunia.com